“Pandemi Covid-19 dan Masa Depan Sekolah Swasta”

Pandemi Covid-19 yang melanda dunia, khususnya di Indonesia sejak awal tahun 2020 hingga sekarang belum ada titik terang yang signifikan. Hal ini mengakibatkan timbulnya dampak dalam berbagi bidang, termasuk dalam bidang Pendidikan.

Di satu sisi ada percepatan perkembangan dan penggunaan teknologi informasi, karena bekerja dan belajar banyak dilakukan di rumah. Di sisi lain banyak dampak negative yang timbul karena keterbatasan pergerakan dan kekhawatiran penularan dari Covid-19.

Sekolah-sekolah dibawah naungan pemerintah/ sekolah negeri terdampak secara kualitas pembelakaran karena harus PJJ, tapi tidak terlalu bermasalah dalam bidang anggaran karena semua ditanggung oleh pemerintah.

Tapi sekolah-sekolah suwasta disamping terdampak secara kualitas pembelajaran karena kaharusan PJJ dan juga dampak secara keuangan karena sumber pendanaan sekolah-sekolah swasta dari iuran SPP para siswa.

Berdasar dari realita yang terjadi. YPI Al-Azhar mengadakan Webinar dengan tema” “Pandemi Covid-19 dan Masa Depan Sekolah Swasta” dengan pembicara dr. M. Adib Khumaidi, SpOT dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan H. Mirdas Eka Yora, Lc.MSi, Ketua Umum Asosiasi Yayasan Pendidikan Islam (AYPI) yang juga Founder Fajar Hidayah.

Kegiatan yang dimoderori Arry Rahamd, diikuti pimpinan-pimpinan sekolah Al-Azhar dari berbagi wilayah Indonesia secara daring.

Dokter Adib menjelaskan perkembangan Covid-19 dari berbagai sudut pandang, terutama dari pandangan medis dan bagaimana cara terbaik mengantisipasi dan memutus rantai penyebarannya. Salah satu yang diupayakan oleh pemerintah sekarang adalah melakukan vaksinsi. Secara bertahap, vaksinasi sudah dilakukan terhadap tenaga medis sebagai garda terdepan pelayanan kesehatan. Para guru/ tenaga pendidikan diharapkan bisa menyusul untuk segera divaksinasi.

Pada sesi Tanya jawab, peserta menyampaikan dan berharap agar disegerakan vaksin. Untuk para guru, khususnya di kalangan guru Al-Azhar.

H. Mirdas memaparkan pentingnya pendidikan dengan mengutip ungkapan Nelson Mandel,” Education is the most powerful weapon which you can use to change the world”. Hal ini sesuai deng tujuan sistem pendidikan nasional yang digariskan dalam perundangan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pendidikan adalah adalah salah satu pilar utama dalam kehidupan. Pendidikan yang baik akan menghasilkan sumberdaya manusia berkualitas yang akan membawa kemajuan dan kesejahteraan. UU RI No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 5 : “Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”.

 Mengingat pentingnya pendidikan, Negara dan masyarakat bahu membahu menghadirkan pendidikan di seluruh wilayah Indonesia. Negara menyelenggarakan pendidikan dengan mendirikan sekolah-sekolah negeri dan masyarakat dengan kesadaran tinggi membantu program pendidikan pemerintah mendirikan sekolah-sekolah swasta.

Sekolah swasta dalam sejarah bangsa Indonesia bahkan telah ada sebelum berdirinya sekolah- sekolah negeri. Peran penting sekolah swasta dalam mendidik bangsa pun tidak diragukan lagi. Mereka telah berhasil membangun jejaring sekolah dari tingkat pendidikan rendah hingga pendidikan tinggi. Menjangkau masyarakat kaya sampai masyarakat termiskin, baik di kota maupun di plosok desa, bahkan sampai di perbatasan terluar dan sulit dijangkau.

Peran swasta sangat besar dalam dunia pendidikan nasional ,mereka telah berhasil membangun jejaring sekolah dari tingkat pendidikan rendah hingga pendidikan tinggi. Menjangkau masyarakat kaya sampai masyarakat termiskin, baik di kota maupun di plosok desa, bahkan sampai di perbatasan terluar dan sulit dijangkau,” tuturnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik yang bersumber dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, jumlah sekolah SD 148.673 (88,89% Negeri & 11,31% Swasta), SMP 39.637 (59,00% Negeri & 41,00% Swasta), SMA 13.692 (49,77% Negeri & 50,23% Swasta) dan SMK 14.064 (25,44% Negeri & 74,56% Swasta).

Adapun data Statistik dari Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, jumlah sekolah RA 29.842 (100% swasta), MI 25.593 (6,68% Negeri dan 93,32% Swasta), MTs 18176 (8,25% Negeri & 91,75% Swasta) dan MA 8.807 (9,11% Negeri dan 90,89% Swasta).

Dimasa pandemi-19 harus meningkatkan kualitas, terutama adabtasi terhadap perkembangan dan kemajuan teknologi. Di sisi lain anyak sekolah yang terjerat kesulitan, terutama masalah pendanaan. AYPI sudah beberapa kali menyampaikan kepada Pemerintah agar turun tangan membantu sekolah-sekolah swasta, jangan sampai kolep apalagi tutup.

Pemerintahan telah mengumumkan aggaran tambahan penganan covid dan pemulihan ekonomi nasional. Sejumlah 627,9 triliun yang akan dibagi dalam lima sektor; kesehatan 133,07 triliun,perlindungan sosial 220,39 trilun, dukungan umkm dan kopeasi 157,57 triliun, insentif usaha dan pajak 47,27 triliun serta program prioritas 66,59 triliun.

Pendidikan belum masuk dalam anggaran tambahan penanganan civid ini.

Padaham pendidikan merupakan hal sangat penting karena akan menentukan masa depan bangsa

Walau dengan segala upaya Lembaga pendidikan swasta berusaha survive/ tangguh dengan malakukan kemadirian baik secara ekonomi ataupun mencari sumber alternative yang sesuai dengan syariat islam seperti Wakaf, Zakat, Infak dan shodaqoh yang dikelola secara produktif. Namun sangat penting kebijakan pemerintah harus memberi perhatian serius dalam hal ini, terutama pengalokasian anggaran tambahan di masa civid ini.

 Juga H. Mirdas menekankan kesiapan Lembaga2 Pendidikan Islam menghadapi era paska covid dan era industri 4.0-5.0.

Lebih dari 75 juta pekerjaan lama akan hilang dan lebih 100 juta profesi baru akan muncul. Era internet of the thing, era dimana digital literasi akan sangat dibutuhkan.

Banyak sisi positif yang lahir dari belajar Online di era Pandemi ;

1. Memicu Percepatan Transformasi Pendidikan

2. Banyak Muncul Aplikasi Belajar Online

3. Banyaknya Kursus online Gratis

4. Muncul Kreatifitas Tanpa Batas

5. Kolaborasi Guru dan Orangtua

6. Penerapan Ilmu di Tengah Keluarga

7. Membangun Mental Positif

8. Kesempatan Membina Akhlak Mulia dan Karakter

Justeru itu dunia pendidikan Islam harus pintar menangkap peluang dan mengenali juga efek negatif yang bisa terjadi.

Untuk itu melalui pelatihan, kerjasama , workshop dan aneka sinergi mesti kita segera lakukan.