Oleh: Chamsyah Putri Arsya

(Siswa Kelas X SMA Fajar Hidayah)

Aku melihat ke arah matahari, dengan tatapan dan raut wajah yang tersenyum seolah-olah ada yang ingin aku sampaikan. Tapi, apalah daya. Angin berhembus lembut ke arahku, hingga tak bisa ku ucapkan sekatapun kepada matahari yang menunggu curahan dariku. Kemudian, kau datang dengan maksud ingin memperindah pandanganku. Kau melihat ke arahku dengan lambaian tangan yang bermaksud ingin menyapa.

Langkah mu pun mulai jauh dariku. Kau memasuki derasnya air laut dan kuatnya angin yang berhembus. Aku bingung dengan langkahmu dan angin beserta laut yang bergerak cepat berubah untuk merebutmu dariku. Saat itu, senyuman di wajahku berubah. Aku cemas, dirimu akan dibawa pergi oleh hempasan ombak yang awalnya ku kira indah.

Tidak! aku kembali melihat ke arah matahari dengan raut wajah sedihku, dan kali ini, aku membuka mulutku. Aku memaksanya untuk menghentikan hembusan angin. Kali ini air mataku menetes, aku tak tahu apa yang harus aku lakukan, dan aku selalu terbayang oleh lambaian mu. Banyak hal yang terlintas dalam pikiranku saat memikirkan keselamatan mu hingga kau pun tak tampak lagi di mataku.

Aku berteriak minta tolong kepada orang-orang yang ada disekitar ini dan meminta untuk mengeluarkan mu dari ombak itu yang akan memisahkan kau dariku. Lalu, hampir saja aku masuk ketitik jenuhku dan pasrah. Aku menunduk, tak memandangmu. Matahari tak ingin merasakan hembusan angin lagi. Aku memejamkan mata, dalam hatiku berkata. “Kenapa bisa begini, sesingkat inikah perkenalan kita? jangan! aku marah. Aku tak akan membiarkan siapapun merebutmu dariku.”

Kemudian, aku mengangkat pandanganku dan berlari mendekati ombak deras. Tapi, langkahku terhenti. Aku melihat mu, lalu sambil tersenyum aku berlari ke arah mu. Aku mendekatimu namun, tak ada senyuman di wajah  mu. Tapi, aku melihat perjuangan mu untuk menepi dari angin dan ombak yang bekerja sama menghanyutkan mu.

Saat itu juga, aku tak menyukai angin. Aku tak akan tergoda oleh hembusannya. Hingga kita pun pergi untuk meninggalkan tempat itu. Aku tak akan tertarik oleh sapaan dan langkah yang akan menjauh dariku, dan saat itu juga aku sudah berada di titik jenuhku menunggu mu. []